Selasa, 10 Mei 2011

Laki-Laki Zenit dan Nandir

Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis, dan sporadis, namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah desain holostik yang sempurna. Menerima kehidupan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apapun yang terjadi karena kebetulan. Ini fakta penciptaan yang tak terbantahkan.


Diinterprestasikan dari pemikiran agung
Harun Yahya

Jika hidup ini seumpama rel kereta api dalam eksperimen Einstein, maka pengalaman demi pengalaman yang menggempur kita dari waktu ke waktu adalah cahaya yang melesat-lesat didalam gerbong diatas rel itu. Relativitasnya berupa seberapa banyak kita dapat mengambil pelajaran dari pengalaman yang melesat-melesat itu. Analogi eksperimen itu tak lain, karena kecepatan cahaya bersifat sama dan absolut, dan waktu relatif tergantung kecepatan gerakan gerbong -ini pandangan Einstein- maka pengalaman yang sama dapat menipu siapa saja, namun sejauh mana, dan secepat apa pengalaman tadi memberi pelajaran pada seseorang, hasilnya akan berbeda , relatif satu sama lain.
Banyak orang yang panjang pengalamannya tapi tak kunjung belajar, namun tak jarang pengalaman yang pendek mencerahkan sepanjang hidup. Pengalaman semacam itu bak mutiara dalam hidup ini

_Diambil dr buku Edensor,hal 1-2, Andrea Hirata_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar